Rabu, 18 September 2019

Seketika Beranjak

Seketika dua tiga tahun berlalu.

Ukir kata dulu, ukir kita dulu.

Satu satu benang mulai terlepas.

Yang hilang. Yang datang. Yang kembali.

Dan jadilah kamu

Yang tinggal.

Tidak pergi.

Senin, 29 Februari 2016

Her Side (1)

You see it takes courage to write something personal.And it takes more courage to post it.
Anyway this is what i'll do.

----

So yeah her life has been one hell roller coaster this days. Relationship, works and other stuff been hanging on her head without any meaning to leave.
You see, some of you might have think that this girl got everything all figured out. But you're not 100% right.
Shes got her relationship as messy as her work desks. She doesn't want to let him go for sure, but what if its for the best?
She might be one of a kind who won't give up so easily, but then for this.. She don't know.

And she hates that facts.

She hates the fact that shes probably in love with the wrong guy.
But then..
"How come you define the wrong guy? When basically you haven't really met the right guy yet. How can you forecast this thing you have is going to work or not?"

Well if only love can be defined easily.

She repeated this thing over her head and somehow, it makes her become someone different.
It makes him confused--what goes wrong.
And they both wondering if anything goes right.

Well there's nothing wrong with being in love.
But what if,
They are no longer in love.

Or perhaps.. they are never in love.

Minggu, 28 Februari 2016

"don’t mistake
salt for sugar
if he wants to
be with you
he will
it’s that simple"
—  milk and honey by rupi kaur

Sabtu, 20 Februari 2016

Roda Persegi

"Dia mulai percaya.
Jika kosongnya mulai terisi.

Tapi kepercayaan itu sampah.
Pada akhirnya akan pecah.

Hariku menjadi bukan harimu.
Satuku bukan satumu.

Biru pun berlalu.

Dia mengayuh, sekali lagi.
Sepeda roda persegi.

Diam. Percuma.

Samar.
Hanya samar."

Minggu, 14 Februari 2016

Pada Pagi.

"Apakah kami boleh berangan?
Deretan katapun berbayang.

Janjiku. Janjimu.
Ukirku. Ukirmu.

Aku. Kamu.

Abadikah?
Entah. Enyah."

Minggu, 24 Agustus 2014

Bisu dan Hujan


Bisu itu akan kembali.
    Entah dengan pasir yang dibentur ombak atau karang yang tak kunjung tenggelam.
    Entah dengan anggukan anggun si sombong atau dengan diamnya perbincangan.
Puing itu akan terbentuk sekali lagi.
    Dan demi hembus angin barat, hujan-pun bisu kembali.


Bicara Kehidupan

Kehidupan bukanlah sebuah fakta yang dapat dibaca, dihapal bukan pula sesuatu yang dapat diingat. Kehidupan lebih dari itu. Faktanya adalah tiap individu memiliki pengertian sendiri terhadap kehidupan. 

Seorang akademis mungkin akan mengatakan bahwa kehidupan adalah sebuah kondisi yang membedakan hewan (animals) dan tanaman dari hal-hal yang tidak organik, termasuk kapasitas untuk tumbuh, bereproduksi, melakukan aktifitas fungsional dan perubahan yang berkelanjutan yang mendahului kematian. 

Tapi apakah itu kehidupan?

Seorang yang jatuh cinta mungkin akan mengatakan bahwa kehidupan adalah untuk hidup bersama dengan kekasihnya, menjalin hubungan yang kekal untuk saling setia dan mendampingi satu sama lain. 

Seorang gelandang mungkin mengatakan bahwa kehidupan adalah untuk tetap bertahan hidup, dari hari ke hari, mendapat makanan yang layak dan tempat tinggal yang menyenangkan.

Mungkin, seorang lainnya akan mengatakan bahwa kehidupan adalah mendapatkan teman dan melakukan petualangan dari hari ke hari, menjelajah waktu dan semesta, memberikan siang dan malam sebuah makna dan makna itulah kehidupannya. 

Seorang puitis mungkin akan merangkaikan sajak-sajaknya untuk memberikan definisi kehidupan, bermain dengan setiap bait untuk memperoleh jawaban yang memuaskan benaknya.

Tapi apakah hanya sebatas itu kehidupan? Apakah kehidupan hanyalah sebuah filosofi? Apakah kehidupan adalah mengumpulkan memori?

Kehidupan lebih dari itu. Kehidupan memberikan sentuhan hidup bagi siapapun yang hidup didalamnya.
Karena kehidupan itu..

.. adalah menjalani hidup itu dengan caranya sendiri.